Sahabat berbagi

HUKUM BACAAN IMALAH, ISYMAM, TASHIL DAN NAQL

Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.., dengan versi dan variasi yang berbeda-beda. ‘Sesunguhnya al-Qur’an ini diturunkan atas tujuh huruf, maka bacalah (Al-Qur’an) itu yang mudah darinya.’ (HR. Imam Bukhari). Adanya variasi bacaan dalam al-Qur’an adalah karunia Allah kepada umat Nabi Muhammad Saw. sebagai bentuk kasih sayang Allah Swt. agar mudah melafalkan dan membacanya. Dalam kajian Islam, studi tentang variasi bacaan alQur’an ini dikenal dengan disiplin Ilmu Qira’at yang mempelajari antara lain tentang cara membunyikan dan menuliskan bacaan al-Qur’an. Pada masa Nabi, para sahabat menerima bacaan al-Qur’an secara langsung dari beliau dengan versi bacaan qira’atnya. Diantara ahli qira’at dari kalangan sahabat, yaitu: Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud, Abu Darda’, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa Al-Asy’ariy, dan Zaid bin Tsabit.

Sepeninggal Nabi Saw., para sahabat ini berpencar hijrah ke berbagai negara dan mengajarkan bacaan al-Qur’an dengan berbagai versi yang mereka terima dari Nabi Saw.. kepada generasi para tabi’in. Kemudian ahli qira’at dari generasi tabi’in mengajarkan al-Qur’an sesuai dengan versi dan variasi qira’at yang mereka kuasai kepada ulama’ ahlul Qurro’ hingga sekarang. Ada tujuh versi qira’at (qira’ah sab’ah) yang populer dan dilestarikan oleh para imam qira’at dinilai sebagai bacaan (qira’at) yang mutawatir, bersumber dari Nabi Saw.. Qira’ah Sab’ah ini disandarkan kepada 7 Imam Qira’at, yaitu: Imam Nafi’ bin Abdurrahman, Imam Abdullah bin Katsir , Imam Abu Amr Zabban bin al-Ala’ al-Bashriy, Imam Abdullah Ibnu Amir Al-Syamiy, Imam Ashim bin Abi al-Najud al-Kufiy, Imam Hamzah bin Al-Zayyat, Imam Ali bin Hamzah Al-Kisa’i. Ilmu qira’at sendiri termasuk ilmu yang jarang diajarkan dan dipelajari, sebagian besar umat Islam, umumnya memakai qiraat dari jalur Hafsh dari Imam Ashim yang berasal dari Ali bin Abi Thalib ra. Sebagai akibatnya, mereka membaca al-Qur’an apa adanya sebagaimana yang terdapat dalam tulisan mushaf atau rasm, padahal ada banyak kalimat yang cara bacanya asing (gharib); tidak sama persis dengan tulisannya, seperti bacaan imalah, tashil, isymam dan lain,

BACAAN GHARIB DALAM AL-QUR’AN (IMALAH, ISYMAM, TAS-HIL, NAQL)

Dalam mempelajari al-Qur’an, kadang kita menjumpai bacaan-bacaan yang tidak sesuai dengan kaidah bunyi dalam ilmu al-ashwat. Bacaan-bacaan tersebut dikenal dengan istilah gharib. Gharib merupakan isim sifat dari kata “gharaba – yaghribu” yang artinya tersembunyi atau samar. Menurut ulama Qurra’, gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena samarnya pembahasan atau karena rumitnya permasalahan baik dari segi huruf, Lafal, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur’an. Adapun bacaan gharib yang akan kita kaji pada bab ini antara lain: imalah, isymam, tas-hil, naql, mad/Qashr

Untuk mempelajari Bacaan Garib lebih dalam silahkan pelajari PPT Interaktif tentang BACAAN GHARIB DALAM AL-QUR’AN (IMALAH, ISYMAM, TAS-HIL, NAQL). Selamat Belajar


Labels: MATERI QUR'AN HADIS KELAS 9

Thanks for reading HUKUM BACAAN IMALAH, ISYMAM, TASHIL DAN NAQL. Please share...!

0 Comment for "HUKUM BACAAN IMALAH, ISYMAM, TASHIL DAN NAQL"

Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar

Back To Top