Sahabat berbagi

Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan

Kang Ogud - Kang ogud lovers pada kesempatn ini kita akan mengkaji tentang Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan. Sebagai suatu lembaga pendidikan Islam, pesantren dari sudut historis kultural dapat dikatakan sebagai “training center” yang otomatis menjadi “cultural central” Islam yang disahkan atau dilembagakan oleh masyarakat, setidak-tidaknya oleh masyarakat Islam sendiri yang secara defacto tidak dapat diabaikan oleh pemerintah.1 Pondok pesantren memiliki model-model pengajaran yang bersifat non klasikal, yaitu model sistem pendidikan dengan metode pengajaran wetonan, yaitu metode yang didalamnya terdapat seorang kyai yang membaca kitab dalam waktu tertentu, sedangkan santrinya membawa kitab yang sama, lalu santri mendengarkan dan menyimak bacaan kyai. Dan sorogan,yaitu santri yang cukup pandai men “sorog” kan (mengajukan) sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca dihadapannya, kesalahan dalam membaca itu langsung dibenarkan oleh kyai.2

Berawal dari bentuk pengajian yang sangat sederhana, pada akhirnya pesantren berkembang menjadi lembaga pendidikan secara reguler dan diikuti oleh masyarakat, dalam pengertian memberi pelajaran secara material maupun immaterial, yakni mengajarkan bacaan kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama abad pertengahan dalam wujud kitab kuning. Titik tekan pola pendidikan secara material, diharapkan setiap santri mampu menghatamkan kitab-kitab kuning sesuai dengan target yang di harapkan, yakni membaca seluruh isi kitab yang diajarkan. Sedangkan pendidikan dalam arti immaterial cenderung berbentuk suatu upaya perubahan sikap santri, agar santri menjadi pribadi yang tangguh dalam kehidupan sehari-hari. Atau dengan kata lain mengantarkan anak didik menjadi dewasa secara psikologis.3

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan yang tidak jauh berbeda dengan pendidikan agama Islam yakni mencapai akhlak yang sempurna atau mendidik budi pekerti dan jiwa. Maksud mencapai akhlak yang sempurna yakni dapat digambarkan pada terciptanya pribadi muslim yang mempunyai indikator iman, taqwa, ta’at menjalankan ibadah, berakhlak mulia dan dewasa secara jasmani dan rohani, serta berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran Islam.

Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Dakwah
Pengertian sebagai lembaga dakwah, melihat kiprah pesantren dalam kegiatan dakwah dikalangan masyarakat, dalam arti kata melakukan suatu aktifitas menumbuhkan kesadaran beragama atau melaksanakan ajaran-ajaran agama secara konsekuen sebagai pemeluk agama Islam.4
Sebagaimana kita ketahui bahwa semenjak berdirinya pesanten merupakan pusat penyebaran agama Islam baik dalam masalah aqidah, atau syari’ah di Indonesia. Fungsi pesantren sebagai penyiaran agama (lembaga dakwah) terlihat dari elemen pondok pesantren itu sendiri yakni masjid pesantren, yang dalam operasionalnya juga berfungsi sebagai masjid umum, yaitu sebagai tempat belajar agama dan ibadah masyarakat umum. Masjid pesantren sering dipakai masyarakat umum untuk menyelenggarakan majelis ta’lim (pengajian) diskusi-diskusi keagamaan dan lain sebagainya.5

Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Sosial
Sebagai lembaga sosial, pesantren menampung anak dari segala lapisan masyarakat muslim tanpa membeda- bedakan tingkat sosial ekonomi orang tuanya. Biaya hidup di pesantren relatif lebih murah dari pada di luar pesantren, sebab biasanya para santri mencukupi kebutuhan sehari- harinya dengan jalan patungan atau masak bersama, bahkan ada diantara mereka yang gratis, terutama bagi anak-anak yang kurang mampu atau yatim piatu. Sebagai lembaga sosial, pesanten ditandai dengan adanya kesibukan akan kedatangan para tamu dari masyarakat, kedatangan mereka adalah untuk bersilaturahim, berkonsultasi, minta nasihat “doa”, berobat, dan minta ijazah yaitu semacam jimat untuk menangkal gangguan dan lain sebagainya.6
Tugas kemasyarakatan pesantren sebenarnya tidak mengurangi arti tugas keagamaannya, karena dapat berupa penjabaran nilai-nilai hidup keagamaan bagi kemaslahatan masyarakat luas. Dengan fungsi sosial ini, pesantren diharapkan peka dan menanggapi persoalan-persoalan kemasyarakatan, seperti: memlihara tali persaudaraan memberantas kebodohan dan sebagainya.7

Potensi Pondok Pesantren
Pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen.8 Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian potensi pondok pesantren yaitu suatu kemampuan yang dimiliki oleh pondok pesantren yang mempunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan.
Pada dasarnya potensi di pondok pesantren ini mempunyai tujuan unutk proses pembinaan dan pengembangan untuk mencapai visi misi di pondok pesantren, salah satu potensi di pondok pesantern adalah masalah ekonomi. Masyarakat pesantren dihadapkan pada upaya peningkatan taraf hidup dan ksejehateraan masyarakat dalam bentuk kegiatan usaha bersama. Selain itu juga terdapat potensi-potensi lain di pondok pesantren diantaranya yaitu :

Kemandirian.
Ajaran  atau   didikan   yang  utama  didalam   pondok
pesantren ialah  dalam bahasa belanda Zelp Help, tidak mengantungkan diri sendiri kepada orang lain. Dengan kata lain belajar mencukupi atau menolong diri sendiri. Santri-santri yang terdidik menolong diri sendiri dapat menghadapi masa depan dengan penuh harapan, jalan hidup terbentang luas didepan mereka. Sebaliknya, santri-santri yang tidak percaya pada dirinya sendiri, dia senantiasa merasa was-wasdan ragu-ragu, serta tidak akan mendapat kepercayaan dari masyarakat, sedang dia sendiri tidak percaya diriny sendiri.

Kebebasan.
Para santri diberi kebebasan untuk memilih jalan hidup kelak di tengah masyarakat. Mereka bebas menentukan masa depannya dengan berbekal jiwa yang besar dan optimism yang mereka dapatkan selama ditempa di pondok pesantren selama hal itu masih dianggap sejalan dengan nilai-nilai pendidikan yang mereka dapatkan di pondok peasntren.9

Ikhlas Kehidupan di Pondok pesantren selalu di jiwai oleh suasana keikhlasan, yang merupakan salah satu ciri khas di Pondok pesantren. Ikhlas merupakan sesuatu yang bersifat intrinsik dan esensial bagi para nabi dan pewaris para nabi serta merupakan sumber kekuatan mereka. Ikhlas dapat di tafsirkan dengan kejujuran, ketulusan dan kemurnian. Seseorang yang berhati ikhlas dalam beramal dan beribadah maka ia akan memiliki kemurnian niat, keterusterangan dalam pikiran, tidak mencari pamrih duniawi dalam hubungannya dengan Allah dan taat dalam pengabdian-Nya10

Pejuang
Perjuangan pesantren dalam mengusir penjajah tak perlu banyak diuraikan lagi. Pada zaman Belanda, dengan dilandasi iman dan demi menegakkan kebenaran dan keadilan, hampir semua pesantren bangkit mengangkat senjatauntuk menantnag penjajah. Para kyai dan santri-santrinya keluar untuk melawan belanda. Maka sejarah mengukir dengan tinta emas, para pahlawan nasional dari kalangan pesantren. Begitu pula pada masa pendudukan Jepang. Kembali pesantren menjadi saksi atas heroism kyai dan santrinya dalam melancarkan pemberontakkan mengusir jepang.
Semangat para santri yang demikian besar untuk berjuang disebabkan adanya keinginan mati syahid dalam rangka membela agam dan doktrin yang kuat dari pesantren bahwa cinta dan bela Negara termasuk bagian dari iman. Siapun yang mengaku beriman, maka sebagai tandanya dia harus ikut berperang. Dalam kondisi mendesak, perang bahkan harus diprioritaskan dari ibadah-ibadah lain.11

Tasamuh
Sikap Tasamuh merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh pondok pesantren dikarenakan, Pesantren merupakan sebuah miniatur masyarakat yang terdiri dari berbagai suku-suku, adat istiadat dan budaya yang mereka semua berkumpul dalam sebuah pesantren, santri-santrinya tidak hanya berasal dari daerah tertentu saja, melainkan berasal dari berbagai daerah bahkan ada pula dari berbagai bangsa. Kondisi kehidupan yang seperti inilah yang menuntut para santri agar memiliki kemampuan bertoleransi yang baik dengan orang yang memiliki kultur dan karakteristik yang berbeda-beda. Kemampuan inilah yang akan menjadi modal penting bagi para santri ketika terjun dalam masyarakat untuk memastikan terciptanya kehidupan yang damai dan rukun yang sesungguhnya kelak.12

REFERENSI
1 Djamaluddin, & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998) hlm 97.
2 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999).hlm. 26
3 M.Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Prasasti, 2003) hlm.36-37
4 M.Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Prasasti, 2003) hlm 38
5 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hlm 61
6 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren,.... hlm 60
7 M. Dawam Raharjo, Pergulatan Dunia pesantren, (Jakarta: P3M, 1985) hlm 17
8 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta : Erlangga, 2005) hlm 2
9 Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam: Dari Ordonasi Guru sampai UU Sisdiknas, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) hlm. 42-43
10 Syamsul Ma’arif, Pesantren Inklusif Berbasis Kearifan Lokal, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2015) hlm 215
11 Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan : (Jakarta : Gema Insani Press, 1997,) hlm 91

Labels: Kajian Teoritis

Thanks for reading Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan. Please share...!

0 Comment for "Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan"

Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar

Back To Top